Halaman

BAB 7

BAB 7.
Empat Hambatan Untuk Memperoleh T
AO




1. Sukar akan lahir sebagai Manusia.
2. Sukar untuk jumpa Zaman Ke-tiga.
3. Sukar untuk hidup di tengah sari.
4. Sukar untuk menemui Tao Sejati.


Ujar-nya Nabi Lao Tse : “Saya sesal-kan diri-ku ini, saya cinta akan diri-ku ini”. Yang menjadi sesalan karena badan raga mempunyai enam kejahatan yakni: mata, kuping, hidung, lidah, tubuh dan keinginan.


Mata yang suka pada ke-elok-an benda, kuping yang suka kemerduan suara, hidung yang suka pada bebauan, lidah yang suka rasa lezat, tubuh yang suka persentuhan, dan keinginan yang suka aneka ragam dan ke-loba-an.


Misal-nya harta dan ke-elok-an adalah daya gairah dari luar, sedangkan pengertian dan emosi terbuka dari dalam, maka luar dan dalam saling berhubungan, hingga hati yang ber-hasrat baik tidak dapat menguasai, sedang yang buruk tidak dapat berhenti, maka terjadi-lah keadaan derita di dalam Neraka yang tidak ber-alas itu.


Bahwasa-nya Manusia adalah Makhluk yang ter-cerdik, Roh menggunakan badan raga ini untuk tempat menetap-nya, dan sebalik-nya badan raga menggunakan Roh untuk hidup-nya; dalam arti kata lain yang tulen tidak meninggalkan si palsu, yang palsu tidak terpisah dari yang tulen, maka tulen dan palsu tergabung menjadi satu.


Dalam Kitab Sim King : “Sariputra, yang ber-corak warna tidak lain adalah kosong dan yang kosong tidak lain dari yang ber-corak warna”.


Menggunakan badan raga ini untuk menyempurnakan Roh, karena apabila tanpa badan raga ini, cara bagaimana Roh akan dapat di-sempurna-kan, karena-nya saya cinta badan raga ini, dan sebab itu-lah tidak mudah mendapat badan Manusia.


Apabila tidak mempunyai pengetahuan Tao Yang Luhur, tidak dapat membedakan antara tulen dan palsu, antara ber-faedah dan tidak, hingga hidup-nya akan sia-sia tanpa arah yang betul.


Pada akhir Stadium Ke-tiga juga berarti pula permulaan-nya kesejahteraan Sam Yang, karena-nya juga di-nama-kan bencana dan kesejahteraan jalan berendeng, yakni beralih-nya perputaran masa semi hijau, ber-kembang-merah dan ber-buah-putih.


Akan tetapi Ajaran Tao tidak di-turun-kan apabila bukan tiba pada Masa yang tepat dan tidak di-ajar-kan kepada orang yang bukan bagian-nya.


Di-misal-kan sebagai seorang yang menderita sakit parah, harus mengundang Dokter untuk mengobati-nya, dan obat akan di-beri-kan sesuai dengan kebutuhan si Penderita.


Begitu pula Tao di-turun-kan untuk menyesuaikan bencana. Kini tiba pada saat akhir-nya Stadium Ke-tiga ini ber-munculan macam-macam bencana alam dan berbagai kesukaran yang merupakan mara bahaya yang ter-dahsyat.


Maka hanya dengan Tao Yang Sejati saja-lah yang dapat menolong hingga mencapai sejahtera, semua Makhluk akan tertolong, karena itu di-kata-kan sukar jumpa pada Zaman Stadium Ke-tiga.


Tengah sari berarti intisari, huruf A atau Asia, pada tengah-tengah-nya huruf A itu terlukis salib putih sebagai simbol pusat-nya Langit dan Bumi, karena-nya berarti Negara tengah, intisari, tengah asal, sentrum;  tengah berarti pokok utama dari Langit dan Bumi, di-situ-lah Nabi demi Nabi di-lahir-kan, juga di-nama-kan Kerajaan Tuhan, di-situ-lah di-turunkan-nya Tao, maka di-kata-kan sukar hidup di tengah sari.


Pada Zaman Stadium Ke-tiga ini timbul-lah segala macam Ajaran, namun yang tulen sejati tiada ber-pintu dua, sedang yang palsu tidak terhitung jumlah-nya.


Buddha mengatakan : “Yang dapat menjamah akar-nya akan menjadi Buddha, yang tidak dapat menjamah pokok-nya akan sia-sia belaka”.


Orang yang bukan ber-bakat ke-Buddha-an dan di-tambah pula banyak Budi Jasa dari Leluhur-nya, sungguh sukar akan menemui Tao Sejati, maka di-kata-kan Tao Sejati sukar di-jumpai.



* * * * * * * * **