Halaman

BAB 10

BAB 10. Membina Tao Mengapa Mengalami Ujian Hidup ?




Jalan untuk mengikuti Tao arah-nya naik, sedang jalan yang licin mudah ter-gelincir ke Dunia Iblis, dan jalan yang mendaki akan mencapai Sorga.


Peribahasa kuno mengatakan : “Membina Tao (ber-perilaku Ke-Tuhan-an) di-umpama-kan memanjat tiang tinggi, naik-nya sukar tapi turun-nya mudah.”


Wa-Hut (Buddha Hidup) mengatakan : “ Ajaran Besar ada kala-nya menemui ke-suram-an besar dan ke-cemerlang-an besar.”


Tao Sejati pun perlu dengan ujian sejati guna tahu batin sejati.


Kata-kata Peribahasa : Batu Kumala apabila tidak di-gosok tidak akan menjadi barang yang berguna, emas apabila tidak di-gembleng pun tidak akan berharga.


Oleh Kaum Taois di-kata-kan : mengolah dengan lunak dan meng-gembleng dengan keras.


Kaum Khong Tju mengatakan : di-belah di-pahat dan di-gosok pula yang arti-nya di-uji dan di-uji kembali untuk mem-bukti-kan tekad-nya.


Pada saat Khong Tju menemui kesukaran di Negara Tin Ch’ai, Beliau ber-sabda : “Apabila tidak mendaki Gunung tinggi tidak akan tahu bahaya-nya jatuh ter-gelincir, apabila tidak sampai di tepi jurang yang curam tidak akan tahu bahaya-nya ter-benam di dalam-nya, dan apabila tidak sampai pada Lautan besar tidak akan tahu ngeri-nya ombak dan badai; bunga iris tumbuh di hutan belukar walaupun tiada Manusia di-sekitar-nya toh tetap semerbak bau-nya. Orang Budiman membina peri Ke-Tuhan-an dan banyak Budi-nya tidak akan jadi hina karena mengalami derita susah.”


Setelah Khong Tju terbebas dari penderitaan tersebut di atas, memperingatkan pada Murid-murid-nya : “Penderitaan di Negara Thin Ch’ai adalah keuntungan-ku, yang juga keuntungan bagi Murid-murid-ku semua; harus di-ketahui bahwa dalam keadaan yang kritis merangsang itu-lah awal-nya kebangkitan, bukan-kah di-situ letak-nya sukses ?”


Beng Tju ber-sabda : “Tuhan memberikan tugas besar pada Orang tertentu, tentu terlebih dahulu di-per-susah tekad-nya, di-payah-kan tulang otot-nya, di-per-lapar tubuh-nya dan di-kuras (di-kosong-kan) badan-nya; itu-lah ujian yang mana Tuhan menghendaki kesempurnaan-nya.


Dapat di-misal-kan seperti pemilihan Bupati pada Kantor Gubernur-an, bagi si Calon di-beri-kan syarat-syarat tertentu, tidak setiap Orang ber-hak mengikuti ujian-nya.


Khong Tju mengatakan : “Kayu lapuk tidak dapat di-ukir, tembok dari tanah kotoran tidak dapat di-plester.”


Orang yang bakat Ke-Buddha-an-nya mendalam akan di-uji oleh Tuhan, apabila bukan tepat pada Orang-nya tidak akan berhasil atas ujian-nya.



* * * * * * * * * * *