BAB 11.
Tao
Yang Suci Dan Gaib
Li atau
Kebenaran Suci adalah Penguasa
Langit, Bumi dan segala isi-nya, sungguh halus se-olah-olah kosong dan tenang
diam, sungguh gaib namun nyata, sungguh Agung dan Suci.
Keagungan mana di-nama-kan Penguasa dari segala Makhluk. Karena Ia yang
melahirkan Langit dan Bumi serta mencipta dan
memelihara semua benda maka di-nama-kan Induk-nya segala benda dan bagi Kehormatan-Nya di-beri Nama Lao Boo.
Di Kitab Syair
Bagian Ta Ya ada di-ujar-kan
: ”Kerajaan In (1766 S.M)
tidak sampai kehilangan kepercayaan Rakyat-nya,
karena mereka dapat menyesuaikan kepada Tuhan.”
Di Bagian Siao Ya juga di-ujar-kan : “Wei Huang Shang Ti
yang arti-nya Tuhan yang Maha Tinggi,” Tuhan
adalah satu-satu-nya Yang Agung dan Suci. Langit, Bumi, Matahari dan Bintang sampai pun segala apa saja, ke-semua-nya adalah Tuhan yang menguasai
bagi hidup dan mati-nya; kalau tidak, Dunia ini sudah lama ber-henti ber-putar dan segala apa akan ludas.
Sekarang
kemajuan ilmiah serta pengetahuan materialistis telah maju demikian rupa, maka-nya Tuhan, anggap-nya segala keadaan wajar
yang ada itu timbul-lah
kelompok Orang yang
tidak percaya akan ada adalah hasil penemuan-nya Manusia,
segala hasil karya modern itu adalah teknik Manusia
melulu; akan tetapi mereka tidak tahu bahwa segala fenomena itu siapa yang
membuat; teknik yang di-miliki Manusia itu siapa yang memberikan-nya ? Orang hanya mengatakan itu-lah kejadian Alam. Pendapat yang
sedemikian itu nyata-lah
belum sempurna dan belum memperoleh unsur sebenarnya.
Apakah Li atau Kebenaran Suci itu dapat di-percaya, dan Roh itu juga dapat di-percaya ?
Umum-nya kalau Orang menampak sinar lalu timbul pengertian tentang ada-nya Matahari yang kalau menampak, Orang lalu tahu ada-nya benda. Kelihatan Anak Cucu lalu tahu ada-nya Leluhur. Demikian juga kalau menampak Langit Bumi dan segala isi-nya, tentu tahu juga ada-nya Yang Maha Kuasa yang
menjadi Sang Pencipta.
Seseorang yang
minum air seharusnya mengingat pada sumber-nya. Demikian juga kita harus mengingat kembali pada Stadium In Hua ( Masa kelahiran Manusia yang pertama ). Ayah menurunkan Anak turun temurun tidak henti-henti-nya, lalu kita tahu ada-nya Leluhur. Akan tetapi siapa-kah yang Leluhur asal-nya yang memberikan Roh kita pergi datang ? Kita tahu ada-nya Ayah Bunda yang melahirkan kita, akan tetapi sayang-nya tidak tahu ada-nya Lao Boo yang melahirkan Roh Suci pada kita.
Sungguh
sayang, kerohanian Manusia
kian hari kian pudar, perilaku
Manusia pun kian
merosot, karena Orang
telah melupakan pokok pangkal-nya,
sehingga se-olah-olah
ter-ombang ambing dalam
hidup sampai mati. Apa yang dapat di-lihat ia katakan ada, akan tetapi yang oleh mata kepala-nya tak dapat melihat-nya ia anggap tidak ada.
Pengertian begini se-umpama
seperti ikan yang hanya kenal pada se-bangsa-nya
yang berada di air. Dan Manusia
yang hidup di-liputi
hawa ini hanya melihat bentuk badan saja. Demikian-lah fungsi dari dua yang besar itu
tidak ada tara-nya,
akan tetapi pengetahuan Manusia
hanya terbatas.
* * * * * * * * * *