BAB 31.
Penjelasan Manunggal-nya Tri Dharma
Tri Dharma itu
sebenar-nya di-cipta-kan atas Satu Hakekat, walaupun didirikan
terpisah dengan Ajaran
yang berlainan, akan tetapi apabila di-teliti sebenarnya memang Satu Hakekat. Maka Tri Dharma itu
didirikan sesuai dengan Zaman
dan berkembang sesuai dengan peredaran-nya pula, namun ke-semua-nya
hanya-lah menyiarkan Ke-Tuhan-an guna menolong hati Manusia, mengubah-nya dari keburukan menjadi Kebaikan saja.
Taoisme
menggunakan kehampaan sebagai pokok dasar-nya yang mengutamakan memelihara kemukjzatan halus untuk kembali pada Alam Tiada Puncak (Bu-Kik).
Buddhisme
berdasarkan Ketenangan
sebagai pokok-nya,
mengutamakan memandang balik Ketenangan-nya guna menghapus ber-macam-macam nafsu.
Konfusianisme
berdasarkan mencemerlangkan kecermerlangan Bajik, dan mengutamakan membersihkan nafsu pribadi hingga
mencapai kesempurnaan Hakekat Tuhan.
Hakekat Tuhan
adalah yang ter-sempurna,
yang sama pula di-kata-kan hening tenang. Hening
tenang pun sama dengan Tiada Puncak, dan Tiada Puncak ialah Hakekat Sebenarnya.
Pusat dari
Tiga Ajaran semua-nya
lahir dari Satu Hakekat Tiada Puncak (Bu-kik It Li) dan pula Sang Buddha
mengatakan segala apa kembali Manunggal
atas usaha men-cemerlang-kan pikiran guna menemukan Roh-nya.
Taoisme
mengajarkan memeluk yang asal dan menjaga tunggal atas pembinaan hati guna meng-gembleng Roh-nya.
Kong Tju
mengajarkan pegang teguh guna menembus Ke-Esa-an
dengan mengusahakan menyimpan hati guna memelihara Roh-nya.
Ke-tiga Agama tersebut walaupun cara mengajar-nya berlainan, akan tetapi
yang utama di-penting-kan hanya Satu atau Esa bagi
pokok-nya, di-mulai-nya dari ke-rohani-an; dari sini dengan di-awali Hakekat Ke-Esa-an menjadi Tri Dharma,
seperti juga tubuh Manusia
terbagi jadi Tiga Mustika yaitu mani, hawa dan semangat (tjeng khi sin).
Ajaran Tiga
Agama itu sekarang sudah manunggal sebagai menandai akhir penyempurnaan,
sebagai kembali pada asal pokok-nya
yaitu Roh mukjizat yang cemerlang kembali manunggal.
* * * * * * * * * *