BAB 46.
Sungguh pun Tao Itu Benar, Mengapa Banyak Yang
Tidak Percaya ?
Soal ini di-karena-kan : Pertama,
tergantung kepada Kebajikan Leluhur dan ke-dua atas dasar bakat-nya sendiri.
Orang yang
mempunyai ikatan bakat, begitu mendengar lalu dipegang-nya erat-erat, sebalik-nya yang tidak punya ikatan bakat
walaupun di-paksa juga
tidak mau.
Orang yang tidak punya bakat Ke-Buddha-an agak-nya sukar akan memasuki jalan Ke-Buddha-an, dalam kata lain, Keluarga yang mempunyai Kebajikan akan melahirkan Anak yang suka
mempelajari Ke-Buddha-an.
Kira-nya dapat di-andai-kan sebuah Gunung tambang di-dalam-nya terdapat banyak emas, oleh Pemerintah di-izin-kan
bagi Rakyat untuk minta
izin guna mengambil-nya; tapi sebagai Rakyat yang kurang
pengertian, hal itu sedikit pun
tidak di-ambil
perhatian, bahkan di-kira
isi-nya batu belaka;
akan tetapi
bagi Orang-orang yang
pandai sedikit pun tidak ayal,
mereka segera minta izin
untuk mengusahakan-nya
sehingga mendadak sontak menjadi kaya raya oleh penghasilan emas tersebut, dan
akhir-nya Rakyat yang kurang pengertian
itu pun mengetahui bahwa sebenar-nya di Gunung tersebut mengandung emas, maka
ter-gesa-gesa-lah mereka juga ingin minta
izin guna ikut
mengusahakan; namun sayang sekali bahwa sudah terlambat, emas yang tersimpan
dalam Gunung tersebut
sudah di-kuras habis
oleh mereka yang berpikiran pandai, maka mereka yang kurang pengertian hanya
sesal-kan diri saja.
Perumpamaan di atas sama arti-nya dengan “Pada siapa yang mempunyai ikatan bakat
dapat menemui Buddha di Dunia,
dan siapa yang tidak berbakat, menemukan Buddha sudah ke Nirwana”.
* * * * * * * * * *