BAB 47.
Apa Sebab-nya Penganut-Penganut Baru Pada Mula-nya Giat
Akan Tetapi Lambat Laun Menjadi Lengah ?
Kata-kata dari
Pujangga dahulu : “Untuk mendapatkan Tao mudah, namun
membina-nya sukar;
sekali pun membina Tao mudah, tapi
untuk menyelesaikan-nya sukar”.
Peribahasa mana menjunjukkan
bahwa kebiasaan Manusia
yang tidak dapat bertekun dari awal sampai akhir.
Cara Pujangga Zaman dahulu mendidik Manusia dengan yang sadar menyadarkan
yang belum sadar, yang belum sadar meniru pada yang terlebih dahulu sadar.
Pada Masa Penyelamatan Umum seperti dewasa ini, berhasil atau
gagal-nya di
masing-masing tempat Ibadat
tergantung kepada si Penanggung
jawab. Hendak-nya
sedikit pun tidak boleh lengah, se-umpama genta kalau tidak di-tabuh tidak akan ber-suara, demikian juga Manusia kalau tidak di-bangun-kan tidak mendusin.
Sabda dari Nabi : “Orang yang dapat memperkembangkan Tao, bukan Tao yang dapat
memperkembangkan Orang”.
Orang-orang
pandai Zaman dahulu
masih menantikan bimbingan-nya
Guru, apalagi Orang-orang Awam Zaman sekarang. Maka bagi Pimpinan yang ber-tanggung
jawab harus memikirkan tugas mendidik, harus menitik beratkan pada perilaku diri-nya untuk dibuat suri teladan.
Walaupun ada kata-kata : “ Ada datang belajar, tidak ada pergi
mengajar”. Namun kalau tidak di-ajar,
yang dapat mencapai kesempurnaan hanya sedikit sekali.
Maka sebaik-nya
menganjurkan pada In Poo (Pengajak dan Penanggung) masing-masing rajin memberikan penerangan tentang
membina diri, menjaga raga, membuang kebiasaan buruk, memantang perzinahan,
melakukan peri-kemanusiaan, hormati Firman Tuhan,
ber-semangat teguh, membersihkan pikiran, ber-semedi, berlaku hormat, Sembahnyang, berpantang makan (tjiak-djay), merubah yang buruk dan keliru dan ber-pikiran sadar.
Ke-enam belas syarat di atas tadi
harus di-taati benar-benar. Orang-orang Suci mengatakan : “Tidak ada jasa yang tidak
menghasilkan buah, tiap-tiap Jasa menyempurnakan Orang lain, sebenarnya untuk kesempurnaan sendiri”.
* * * * * * * * * *