BAB 49.
Apakah Makna Dari Arti Terkutuk Dan Terhukum Oleh
Petir ?
Hukuman petir dan kutukan Tuhan
adalah kata-kata biasa yang mengartikan terhukum oleh lima petir. Petir
tergolong pada Yang dan keras; Lima Petir ialah Petir Udara, Petir Bumi, Petir
Positif, Petir Negatif, dan Petir Dharma.
Terjadi-nya Petir Udara akan menyirnakan
halimun gelap, bergerak-nya Petir Bumi akan menggerakkan juga segala benda,
timbul-nya Petir Positif akan memusnahkan sifat jelek, apabila Petir Negatif
timbul maka segala Iblis akan lari tunggang langgang dan Petir Dharma bergerak
akan cemerlang-lah Too Yang Maha Besar. Suara Petir itu akan menyadarkan Orang
yang buta dan tuli.
Lima macam petir termaksud tadi sebenarnya
terdapat juga pada diri Manusia, misal-nya apabila malu dan marah akan terlihat
pada air muka-nya yang merah dan kuping-nya seperti terbakar, bukan-kah itu
sama dengan Petir Udara ?
Apabila tingkah laku-nya tidak
benar, segala kehendak-nya tidak dapat kemajuan, bukan-kah sama dengan Petir
Bumi ?
Apabila melanggar batas kesopanan
hati-nya akan meratap dan was-was, bukan-kah karena terkena Petir Positif ?
Apabila mempunyai rencana jahat, Orang
akan merasa tidak tentram, bukan-kah ia terkena Petir Negatif ?
Dan lain-lain soal yang tidak
beraturan yang menimbulkan hati-nya kalut dan kacau, bukan-kah itu karena
gerakan-nya Petir Dharma ?
Di kala lima petir itu bergerak dan
saat Kebenaran akan mengambil tindakan, pada saat itu kalau Orang bisa berbalik
sadar dan sesal-kan diri, menaruh hormat pada Petir Udara untuk membuka Pintu Sorga,
waspada pada Petir Bumi untuk menutup Pintu Pumi, memeluk Petir Positif untuk menjaga
hawa asal-ku; memantang Petir Negatif untuk memperkokoh mani asal dan pegang
erat-erat Petir Dharma untuk ketenangan-nya Roh Suci hingga Tri Ratna akan
berpadu, lima hawa akan membeku, dan akan mudah memulihkan roman asal hingga
selama-nya menikmati ketenangan.
Demikian kesan dari desiran petir
dari Tjiu-kong dan perubahan desiran petir dari Khong Tju, kalau tidak sekali pun
di-goncang sari-nya, di-hambur-kan hawa-nya, di-letih-kan semangat-nya, atau pun
di-rebut Arwah-nya dan di-kejut-kan sukma-nya sampai bentuk-nya kurus kering
dengan di-hinggapi macam-macam penyakit pun akan tidak tahu tentang kematian-nya,
apakah harus menanti sampai datang-nya sambaran petir yang bermakna saja baru
akan menunjukkan wujud balasan-nya ?
* * * * * * * * * *