BAB 5.
Apakah Ada Tumimbal Lahir ?
Tumimbal Lahir atau Lun-hwee dalam Bahasa Tionghoa dapat di-arti-kan bahwa huruf Lun arti-nya roda, Hwee arti-nya pergi dan balik kembali,
di-umpama-kan Langit sebagai roda, Bumi pun sebagai roda, Langit dan Bumi saling bergeser, menimbulkan ber-gilir-nya musim panas dan dingin dan be-putar-nya angin dan hujan, dan perputaran itu
di-nama-kan Perputaran Besar.
Matahari
merupakan sebuah roda, Bulan
pun sebuah roda, Bulan
dan Matahari memberikan
penerangan dan ber-putar
tiada henti-henti-nya
baik malam atau pun siang hari,
dan perputaran ini di-nama-kan Perputaran Kecil.
Dalam
perputaran itu apabila sampai pada puncak-nya negatif, maka negatif itu akan hilang dan timbul positif.
Demikian juga apabila gerakan positif mencapai puncak-nya, positif akan hilang dan timbul-lah negatif, karena-nya ada dua kutub, Selatan
dan Utara.
Pada Kutub
Selatan masuk 36 derajat selalu keadaan-nya kabur tidak terang, itu-lah puncak negatif. Pada 36 derajat keluar dari Kutub Utara
merupakan selalu terang tidak kabur, itu-lah tanda-nya
positif.
Ada-nya ke-dua Kutub itu serta ber-putar-nya
Langit dan bumi, maka segala apa yang berada di antara Langit dan Bumi, dan di-bawah-nya Bulan
dan Matahari, tidak
satu pun luput dari putaran-nya.
Manusia dapat
hidup dari hawa saluran Tao di antara
Langit dan Bumi, dan terpelihara dari sari
hawa-nya Bulan dan Matahari, berarti menggendong negatif
dan merangkul positif, tiada sesaat pun
yang tidak berada di-pelukan-nya Langit dan Bumi, dan tiada sesaat pun tidak berada di bawah pancaran-nya Bulan dan Matahari, dapat-kah Kita bebas dari putaran itu
?
Maka Manusia hanya mengikuti saja
negatif dan positif, Matahari
sebagai positif dan Bulan
sebagai negatif; Bulan
keluar pada malam hari tergolong pada negatif, mengutamakan ketenangan maka Manusia pun ikut ber-tenang-tenang untuk istirahat;
Matahari keluar pada siang hari tergolong positif dan mengutamakan gerak,
karena-nya Manusia suka bergerak dan
bekerja pada siang hari.
Segala benda
mengikuti aliran-nya Langit dan Bumi, ada kala-nya sampai pada puncak-nya positif lalu timbul negatif, kalau
ber-putar sampai ke Neraka akan menjadi Iblis, ada kala-nya sampai pada puncak-nya negatif lalu timbul
positif, apabila berputar di Dunia
ini akan menjadi Manusia.
Demikian-lah dasar dari
timbul dan selam-nya
negatif dan positif yang menjadi dalil pula dari ber-putar-nya Langit
dan Bumi.
Perputaran itu
terdiri dari Enam Jalan, yang di-lahir-kan atas : Kandungan, Telur, Basah lembab,
Metamorfose, Hidup dan Mati.
Kehidupan Manusia terdiri
dari Empat Jalan : Kaya, Mulia, Miskin dan Hina. Bila
mencapai puncak-nya kaya maka timbul miskin, dan
sebalik-nya apabila miskin sudah memuncak akan
timbul kaya. Siapa yang mencapai puncak-nya kemuliaan akan timbul
kehinaan. Demikian juga sebalik-nya, kehinaan apabila sudah
memuncak akan timbul kemuliaan. Maka segala apa yang telah sampai pada puncak-nya akan terbalik.
Manusia kalau
sampai pada puncak-nya
akan ber-putar menjadi Makhluk lain, demikian juga
kepuncakan Makhluk akan
berputar pada Manusia.
Kehidupan yang di-lahir-kan atas kandungan atau
telur akan ber-putar
kepada Kehidupan
metamorfose atau kelembaban, dan sebalik-nya, hingga Kehidupan
berputar pada kematian dan kematian ber-putar pada kehidupan.
Ber-putar-nya Perbuatan buruk dan Perbuatan bajik, ber-putar-nya
Manusia atau Makhluk lain, ber-putar-nya Malaikat dan ber-putar-nya Setan, sama dengan ber-putar-nya alat-alat arloji yang ber-putar pergi datang, laksana dalam barisan Arwah-arwah tersesat, walaupun Anda sebagai Pendekar gagah perkasa pun
sukar ter-bebas dari
kurungan itu.
Dalam Kitab ada ujaran :
“Apal dalam pembacaan Kim Kong Kem dan Mantra Tai Pi Tju, menanam
semangka menghasilkan semangka, menanam kacang mendapatkan kacang, apabila
tidak mendapat petunjuk Guru Sejati, selama-nya akan
mengalami ber-putar-nya Tumimbal Lahir.”
* * * * * * * * * * *