Halaman

BAB 52

BAB 52. Mengapa Tidak Memantang Sex Yang Dapat Merusak Tubuh ?




Persilangan Langit dan Bumi menimbulkan segala macam benda, persetubuhan-nya antara Wanita dan Pria melahirkan Manusia, itu-lah penciptaan layak. Ke-dua Kaum Buddhis dan Taois selama-nya menaruh kasihan atas belenggu ikatan Anak Istri yang tidak akan dapat terbebas selama hidup-nya, karena-nya tidak memerintahkan Perkawinan.


Dewasa ini adalah pada Tahap Pembebasan Umum dan tidak melanggar peri-kemanusiaan, Ayah dengan Anak atau pun Suami Istri dapat tinggal bersama se-Keluarga. Bagi Kaum Cendekiawan tidak ada halangan untuk belajar, Kaum Tani tidak ada rintangan untuk bercocok tanam, bagi Kaum Karyawan tidak ada halangan untuk bekerja dan Usahawan pun tidak akan menyia-nyiakan usaha-nya, tiap-tiap Orang dapat melakukan berbarengan, baik usaha Ke-Tuhan-an maupun Kemanusiaan, dilakukan-nya dengan penuh Keimanan di Rumah Tangga.


Ajaran Orang Budiman dimulai-nya dari Suami Istri bagi pokok pangkal-nya. Yang dikatakan memantang sex ialah terletak pada batas-batas tertentu saja. Apabila ada Orang Budiman yang terlebih dulu sadar dan atas keyakinan-nya takut akan belenggu Rumah Tangga, dan karena-nya ada yang menjaga sebelum menderita.


Ada pula yang dapat berlaku rajin dan hemat serta menaruh penuh perhatian untuk memelihara diri, hingga segala gerak-gerik-nya selalu ber-condong kepada Kebaikan, dengan perilaku yang baik itu ia tidak merugikan Nama Baik Leluhur, dan tidak mengecewakan Anak Keturunan-nya.


Coba lihat huruf Hao (Bakti), yang atas terdiri dari huruf Tua dan yang bawah dari huruf Anak. Apabila Orang tidak mempunyai Keluarga, di-misal-kan lima puluh tahun lagi Dunia akan kosong tidak ada Manusia, apakah masih ada yang akan mempersoalkan Tao lagi ?


* * * * * * * * * *