Halaman

BAB 58

BAB 58.
Alam Abadi, Alam Hawa, Dan Alam Wujud




Alam Abadi adalah hampa udara, tiada warna dan wujud, tiada suara dan bau, melainkan kemukjizatan saja. Dalam kesunyian-nya demikian hampa dan mukjizat, tenang tanpa gerakan, namun tiada sesuatu pun yang tidak berada dalam rangkuman-nya.


Dalam kenyataan-nya demikian sakti dan mukjizat, getaran ilham-nya menembus ke dalam benda yang bagaimana lembut-nya pun akan terasa. Walaupun tidak mempunyai warna dan bentuk, namun dapat memelihara segala rupa dan benda; sekali pun tiada suara dan bau, akan tetapi dapat menguasai segala suara dan be-bau-an; walaupun di-lihat tidak tertampak dan di-dengar tidak kedengaran, tapi tidak sesuatu benda pun yang di-tinggal-kan oleh-nya.


Tidak ada yang melahirkan-nya, Ia pun tidak dilahirkan dan tidak mati, ia selalu terang dan mukjizat, bahkan pokok asas dari segala benda, apa pun baik berbentuk gas, maupun berbentuk benda, tiada satu pun yang terlepas dari Kekuasaan-nya.


Segala benda tinggal utuh Ia pun tinggal utuh; segala benda lenyap binasa, ia akan tetap utuh.


Dalam Kitab Sim King dikatakan : “Tidak terlahir, juga tidak mati; tidak kotor tidak bersih; tidak lebih tidak kurang; itu-lah gambar ‘wujud-nya’.”


Maka di-kata-kan sebagai: Wujud dari yang tidak berwujud, itu-lah wujud sejati, badan yang tidak berbadan itu-lah badan yang tulen.





Alam Hawa adalah gas udara yang berada di Semesta, yang juga di-nama-kan Langit, karena gas udara itu ringan dan bersih.


Bumi adalah wujud dari yang berat dan kotor. Yang ringan bersih tergolong pada sifat positif, sedang yang berat kotor tergolong pada sifat negatif.


Ke-dua sifat negatif dan positif itu saling bertentangan, maka di-nama-kan Khian Khun; Khian ialah Langit dan Khun ialah Bumi atau sering juga di-kata-kan Semesta dengan isi-nya.


Langit yang termaksud ini ialah Langit dari Alam hawa. Apabila tidak ada Langit termaksud, Bumi pun tidak dapat bertahan, Makhluk apa pun tidak dapat hidup, bahkan sampai Matahari, Rembulan, Planet, dan Bintang juga tidak dapat mengapung, segala benda tidak akan bertahan, maka kegunaan-nya mengedarkan dan me-naik-turun-kan atau dengan diam-diam memutar empat Musim dan mengawal atau mengakhiri segala sesuatu.






Alam Wujud adalah wilayah dari benda-benda beraneka warna yang dapat di-lihat, misal-nya Matahari, Rembulan, Planet, dan Bintang yang berada di Langit, dan segala logam, tumbuh-tumbuhan, binatang, serta gunung dan sungai yang berada di Bumi, atau apa saja yang berbentuk berwujud, tak peduli yang ber-perangai atau pun tidak ber-perangai, semua-nya tergolong pada Alam wujud.


Maka Hakekat Abadi adalah badan suci — Roh pemberian Tuhan — dari Alam Abadi.


Sedangkan Hawa adalah positif dan negatif — Im Yang dari Thaykik (Alam Hawa).


Adapun Wujud ialah segala yang berbentuk; yang proses-nya terlebih dulu adalah Abadi lalu melahirkan Hawa dan dari Hawa lalu melahirkan Wujud; dan proses kehancuran-nya mulai dari yang berwujud terlebih dulu musnah, sesudah itu lalu hawa, tapi Abadi tidak akan rusak atau hancur.


Di-misal-kan Orang apabila menghadapi ajal-nya, terlebih dulu pandangan dan pendengaran-nya kabur, kaki dan tangan-nya tidak wajar, kemudian akhir-nya mati. Tinggal-lah Roh mukjizat berputar kembali ke roda Tumimbal Lahir pada kerangka lain. Maka kalau ingin terbebas dari roda Tumimbal Lahir, tidak boleh tidak membina diri pada Ke-Tuhan-an.


Kong Tju mengatakan : “Pada pagi hari mengerti akan Tao, walaupun sore hari-nya mati pun puas”. Itu-lah jalan bagi pembebasan dari putaran-nya roda Tumimbal Lahir yang dapat mengakhiri hidup dan mati.





* * * * * * * * * *