Halaman

BAB 81

BAB 81.
Bagaimana Mem-beda-kan Antara Peri-Ke-Tuhan-an Dan Peri-Kemanusiaan, Dan Apa Yang Di-dahulu-kan Dalam Pembinaan-nya ?



Pembina-pembina yang meng-utama-kan ke-rohani-an, itu-lah Pembina Ke-Tuhan-an dalam penyelamatan Masa Ke-tiga.


Pembina-pembina yang meng-utama-kan ke Tata Ke-masyarakat-an, itu-lah Pembina Peri-kemanusiaan.


Peri-kemanusiaan hanya merupakan cabang dari Peri-Ketuhanan.


Maka apabila ingin mem-bina Ke-Tuhan-an, hendak-nya ter-lebih dulu di-mulai dari Peri-kemanusiaan sebagai titik tolak-nya.


Ada pun Hauw Thee Tiong Sin Lee Gi Liam Thi ( ber-Bakti, rendah hati, setia, jujur, ber-susila, tahu Kebenaran, tidak korup, dan tahu malu ) adalah Budi Pekerti yang terpenting di Tiga Alam.


Di mana saja Langit dan Bumi selalu mengamati hati Manusia,
kalau tidak tahu Hormat dan Bakti kepada Ayah dan Ibu yang me-lahir-kan-nya
dan tidak tahu kasih sayang kepada Sesama Saudara-nya,
dan terhadap Handai Taulan berlaku tak acuh dan tidak ada Kesetiaan,
ucapan dan perilaku-nya tidak dapat di-percaya,
tindak tanduk-nya tidak sopan dan tidak adil,
juga kerja-nya korup serta tidak tahu malu,
Orang yang demikian walaupun me-nama-kan mem-bina diri pun tidak ada manfaat-nya.


Jika sudah kehilangan peri-kemanusiaan-nya, apa masih ada arti-nya mem-bina Ke-Tuhan-an?


Maka bagi yang mem-bina Ke-Tuhan-an, harus ter-lebih dulu me-laksana-kan seluruh-nya peri-kemanusiaan.


Khong Tju ber-sabda : “Belajar dari bawah untuk mencapai puncak atas”.


Siapa yang se-penuh-nya me-laksana-kan peri-kemanusiaan berarti sudah dekat pada Ke-Tuhan-an.



* * * * * * * * * * *