BAB 83. Orang Dungu
Dungu berarti
bodoh, Orang yang dungu
bodoh pikiran-nya
gelap, karena gelap maka tidak mengenal tinggi dan rendah, tidak tahu akan Surga dan Neraka, tidak tahu ada Enam Jalan
tumimbal lahir, yang di-ketahui
hanya ber-foya-foya
sambil mabok-mabok-an
dan suka mem-bunuh Makhluk ber-jiwa demi untuk kenikmatan perut dan
lidah-nya.
Selama hidup-nya entah sudah mem-bunuh berapa banyak-nya hingga mem-buat hutang berapa banyak-nya. Mereka akan bertemu
dalam Tumimbal lahir
untuk saling makan dan ganyang yang tidak henti-henti-nya. Apa sebab-nya
?
Sapi, kuda, babi, kambing, dan lain-lain
ternak semua itu adalah Sanak Keluarga yang penasaran pada zaman lampau,
hingga memasuki putaran Tumimbal lahir, hanya ganti
corak rupa men-jelma menjadi ternak.
Bagi Orang dungu mereka di-sembelih untuk di-makan, yang mana tidak ubah-nya seperti hal-nya makan Ibu Bapak sendiri, sama dengan makan daging-nya Keluarga sendiri, sama dengan seorang Ayah di-bunuh oleh Anak-nya sendiri yang dalam rangka putaran Tumimbal lahir satu sama lain tidak
saling mengetahui.
Demikian
saling bunuh dan saling makan yang tidak henti-henti-nya; maka sekali terluput men-jelma sebagai Manusia , akan mengalami
kesengsaraan lama sekali se-olah
tidak akan pulih kembali, tindakan demikian patut di-nama-kan Orang
dungu.
Karena-nya Pujangga Tjhong Kiat
Hutju menggubah huruf “bak”— daging —
sebagai dua Orang
dalam sangkar, sesuai dengan peribahasa : makan delapan tael mem-bayar setengah kati, yang
dapat di-arti-kan Orang makan Orang.
* * * * * * * * * * *