BAB 90.
Hati Manusia Penuh Bahaya, Hati Tuhan Sangat Lembut.
Hanya Ke-Esa-an Sebagai Intisari, Pegang-lah Tengah-nya,
Itu-lah Ajaran Nurani Dari Giauw dan Sun
Hati Manusia Penuh Bahaya, Hati Tuhan Sangat Lembut.
Hanya Ke-Esa-an Sebagai Intisari, Pegang-lah Tengah-nya,
Itu-lah Ajaran Nurani Dari Giauw dan Sun
Hati Manusia penuh bahaya —
Manusia adalah salah satu dari tiga kekuasaan,
yang mempunyai Roh dan
Hakekat Tuhan dengan sempurna, maka adalah yang paling pandai di antara semua Makhluk.
Hati adalah
pusat dari segala Makhluk
dan sebagai penguasa utama dari segala persoalan, atau dalam arti lain bahwa
hati Manusia itu ialah
pengetahuan dan perasaan.
Sebagai hati
yang terjalar dengan kekotoran, maka di-nama-kan
hati ke-duniawi-an, ada yang baik dan juga
ada yang buruk, maka menimbulkan macam-macam rasa nafsu dan penggunaan
pengetahuan.
Ada pun hati Manusia itu separuh positif dan separuh
negatif, maka dapat menjadi baik dan buruk, kalau tidak mendoyong tentu miring.
Kalau mendoyong pada positif menjadi kalut, tapi apabila mendoyong pada negatif
menjadi terbenam pada kegelapan atau kekalutan yang selalu risau dalam ke-tidak-aman-an.
Hati Tuhan
sangat lembut — Tao
— Tuhan adalah asal
permulaan dari Langit
dan Bumi serta meliputi
segala benda dan sebagai Leluhur
tertinggi dari semua Makhluk.
Tao adalah
kebijaksanan, juga sebagai Roh,
sebagi hati nurani yang sangat jernih dan murni, maka di-kata-kan sifat hakekat asal, tidak baik juga tiada bukan baik, karena
keseluruhan-nya terdiri
dari kebijaksanaan yang sempurna.
Bahwasa-nya Roh itu adalah kosong dan tenang, tiada
di-lahir-kan juga tiada lenyap, tiada
bertambah juga tidak kurang, ghaib dan kelembutan-nya tidak dapat di-per-kira-kan,
maka di-nama-kan bahwa Hati Tuhan sangat
Lembut.
Hanya Ke-Esa-an sebagai Intisari —
Intisari adalah murni, Esa adalah ke-iman-an.
Dengan Intisari sebagai kebijaksanaan untuk mengobati kegelapan, dengan
Keimanan untuk mengobati kekalutan.
Dengan inti
kemurnian dan keimanan tunggal yang selalu tekun dan tenang guna memantapkan Kebijaksanaan untuk mengatur
perasaan hingga kembali kepada watak wajar dan mengubah pengetahuan kepada
kecerdasan.
Bagi yang ber-bahaya menjadi damai dan
yang lembut akan menjadi nyata sendiri-nya. Karena-nya
di-nama-kan yang mengerti adalah ber-iman, yang ber-iman adalah mengerti. Jelas-nya arti, hanya Ke-Esa-an sebagai Intisari ialah
buang segala yang nyasar untuk kembali kepada Kebenaran bajik murni seperti asal mula.
Pegang-lah Tengah —
Pegang erat-erat serta tekun dan taat untuk berpadu pada Tengah yang
kosong namun penuh dengan keghaiban, kosong hampa yang besar-nya tiada batas luar, namun kecil-nya tiada terdapat isi dalam-nya.
Ghaib karena
tiada permulaan awal-nya
dan tiada akhir belakang-nya.
Baik secara vertikal maupun horizontal, memenuhi Tiga Alam dan Sepuluh Penjuru.
Ajaran Benar
yang meliputi Tiga Alam dan Hakekat Benar pada seluruh Semesta Alam.
Secara ringkas
arti dari Pegang Tengah yaitu Mengikuti Ajaran Benar.
Bergabung pada
Hakekat Benar adalah Ajaran Hati Ke Hati dari Nabi-Nabi Giauw, Sun, Gu, Thang,
Bun, Bu, Tjiu-Kong, dan Kong Tju.
Ajaran Hati Ke
Hati dari Nabi ke Nabi yang sama-sama di-ikuti dengan taat oleh Tiga
Agama yang sepanjang masa tidak berubah. Pendek kata Ajaran Hati Ke Hati yang
menakjubkan itu adalah Ajaran Benar dari Tao yang tanpa sesuatu huruf.
Dalam Kitab
Kim Kong Keng di-ujar-kan : “Subhuti menyampaikan maksud-nya kepada Yang Maha Suci Buddha : ‘Apabila sudah tercetus hati kesadaran-nya dari Penganut, baik Pria maupun Wanita, harus dengan cara bagaimana agar
selalu tetap tidak mundur, dan apabila hati-nya nyasar, harus bagaimana menundukannya ?’
Buddha ber-sabda : “Harus demikian menetapkan hati, dan demikian menundukkan
hati’.” Hati Kesadaran atau Hati Boddhi adalah Hati Tuhan; sedang hati yang
nyasar adalah hati Manusia;
dan demikian-lah
Tengah.
S E L E S A I