KATA PENGANTAR
Agama adalah merupakan salah satu
bidang yang tidak dapat ter-pisah-kan dalam peri Kehidupan susila dari Umat
Tuhan, hidup beragama sudah menjadi kewajiban erat bagaikan hubungan Makhluk
dengan udara. Negara Kita Republik Indonesia menempatkan Agama sebagai pokok
utama yang diterapkan pada Falsafah Negara sebagai Sila Pertama – Ketuhanan
Yang Maha Esa. Melalui Ajaran-ajaran Agama, Orang di-tuntun untuk mengenal Asas
Ketuhanan, mengerti Ketuhanan dan melaksanakan hidup sesuai dengan Titah Tuhan,
agar tidak kecewa sebagai umat-Nya yang berguna.
Tidak terhitung banyak-nya harta dan
tenaga telah dikerahkan untuk keperluan Agama demi tujuan satu – agar semua Manusia
menuntut hidup ber-Ketuhanan. Karena itu adalah menjadi kewajiban setiap Orang
mem-bakti-kan diri bagi Ketuhanan. Untuk mana saya ingin kira-nya dengan
terjemahan ini dapat menambah kepercayaan dan mengerti filsafah Ketuhanan dalam
segi metafisika.
Sebagaimana oleh Chi Kung Fu, Penyusun
Kitab Sing Li T’i Shih ini, telah di-terang-kan dalam Kata Pengantar-nya, soal-soal
metafisika yang di-urai-kan itu semoga dapat membantu meng-hilang-kan ke-ragu-ragu-an
bahkan menambah pengertian demi mempertebal dan mempermudah menjalankan tata
hidup ber-Ketuhanan.
Dalam kesempatan ini saya ingin
mengetengahkan arti daripada Tao dalam arti keagamaan, tidak lain sama dengan
arti Tuhan Yang Maha Esa. Tao dipersamakan dengan “Li” Hakekat Tuhan (Rational)
yang sama pula dengan “It” Satu—Esa.
Dalam Kitab Ts’ing Tsing Ching
dikatakan : Tao (TUHAN) yang menciptakan Langit dan Bumi, yang mengedarkan
jalan-nya Bulan dan Matahari dan yang memelihara segenap Alam dengan segala isi-nya;
Pada Tao Te Ching Bab I diterangkan
bahwa Tao itu adalah pokok awal-nya Langit dan Bumi; dan di-kukuh-kan pula
dalam Bab XXV bahwa Tao atau TUHAN adalah lebih dulu daripada Langit dan Bumi.
Dalam Kitab Chung Yung, Pelajaran Pertama,
Kita di-ajar-kan siapa yang melaksanakan hidup-nya menurut kerohanian, itu-lah
Jalan Ketuhanan (Tao), juga pada Ajaran Buddha yang sudah tidak asing lagi bagi
siapa yang hendak menghapus penderitaan-nya harus ditempuh dengan Delapan Jalan
Kebenaran atau Chung Tao. Jalan Tengah ialah Jalan Ketuhanan.
Kira-nya jelas-lah sudah bahwa
istilah TUHAN atau Tao dengan Hakekat Benar atau Rasionil (Li) yang seharus-nya
di-pahami oleh semua umat-Nya, perlu di-kenal, di-mengerti dan di-laksana-kan.
Pelaksanaan mana kalau sesuai dengan
Ajaran-ajaran Agama atau se-tidak-tidak-nya mengikuti pelengkap-pelengkap yang
terdapat pada Buku ini, bukan saja Manusia dapat berasa bahagia dan sejahtera,
sampai pun Makhluk-makhluk Suci juga akan berasa sentosa.
Namun Penterjemah berasa kekurangan
dalam pengetahuan tata bahasa, kira-nya banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penerjemahan ini, maka dengan penuh pengharapan mohon sidang Pembaca yang
budiman suka memperbaiki-nya hingga mudah di-mengerti oleh Peminat-peminat
sesuai dengan yang di-kehendaki oleh Sang Penyusun.
Khusus bagi Nama-nama Orang karena
sukar di-tulis dengan ejaan yang disempurnakan, sengaja Kami tulis menurut
ejaan lama.
Desember 1973.
Alih Bahasa
Zen Dharma
* * * * * * * * * *